Kisah Sidratul Muntaha, Pohon Raksasa di Langit 7

Sidratul Muntaha merupakan salah satu simbol tanda kebesaran dan kekuasaan Allah yang mutlak. Hikmah dari kisah agung perjalanan Isra’ dan Mi’raj yang dilalui nabi Muhammad SAW.

Sidratul Muntaha adalah sebuah pohon bidara (sidr) raksasa yang menandai akhir dari langit atau surga ketujuh. Digambarkan bagai atap yang meliputi seluruh alam semesta, dimana di sana juga batas tempat makhluk tidak dapat melewatinya.

Dinamakan Sidratul Muntaha yang berarti “Pohon Bidara yang Terakhir”, karena tempat pohon ini merupakan puncak akhir segala sesuatu yang naik dari bumi, dan juga pangkal semua yang Allah turunkan berawal di Sidratul Muntaha, baik wahyu atau lainnya.

Sidratul Muntaha merupakan salah satu keagungan Allah yang diperlihatkan kepada Rasulullah SAW ketika peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Istimewanya, hanya beliaulah yang mampu memasuki Sidratul Muntaha. Bahkan malaikat Jibril selaku pendamping Rasulullah SAW tidak diperkenankan memasukinya.

Rasulullah saw. bersabda:

“Ketika dimi’rajkan ke langit, aku dinaikkan ke Sidratul Muntaha. Kemudian, aku melihat cahaya yang agung. Daun-daun Sidratul Muntaha itu seperti kuping-kuping gajah dan buah-buahnya seperti kendi besar. Di sana ada empat sungai yang dari akarnya keluar dua sungai yang terlihat dan dua sungai yang tak terlihat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Setibanya di Sidratul Muntaha, salam yang terucap dari lisan Rasulullah SAW adalah,

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِله

“At-tahayiyyatul mubarakatus shalawatut thayyibatu lillah”

“Segala penghormatan, keberkahan, shalawat dan kebaikan hanya bagi Allah.”

Lalu dijawab oleh Allah SWT,

السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

“Assalamu alaika ayyuhan-nabiyy warahmatullahi wabarakatuh.”

“Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya.”

Kemudian dijawab lagi oleh Rasulullah SAW,

السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ

“Assalamu ‘alaina wa ‘ala ibadillahis shalihin.”

“Semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kita dan juga hamba-hamba Allah yang shalih”

Seketika seluruh malaikat langit menyahut berujar serentak,

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ الله

“Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”

Bacaan inilah yang hingga sekarang menjadi bacaan wajib tahiyat ketika setiap shalat.

Pada akhirnya nabi Muhammad SAW menerima 3 hal istimewa di penghujung perjalanan panjang Isra’ dan Mi’raj ini, yaitu: perintah shalat 5 waktu, 2 ayat terakhir dari surah Al-Baqarah, dan berita ampunan dosa bagi umat Islam yang tidak menyekutukan Allah SWT.

Allah SWT berfirman :

لَقَدْ رَأَىٰ مِنْ ءَايَٰتِ رَبِّهِ ٱلْكُبْرَىٰٓ

“Sungguh dia (Muhammad) benar-benar telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang sangat besar.” (QS. An-Najm: 18)

Allahu Akbar, Wa Laa Haula wa Laa Quwwata Illa Billah, Allahumma Sholli wa Sallim ‘ala Nabiyyina Muhammad…

Semoga kita semua bisa bertemu dan bercerita Sidratul Muntaha dengan baginda nabi Muhammad di surga kelak… Aamiin

Categories: , , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *